Pansus Dua Kali Ribut Gara-gara 'Sistemik'

VIVAnews - Rapat Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Century mengundang tiga pakar ekonomi, Hendri Saparini dari econit, Chatib Basri yang juga staf ahli Menko Perekonomian, dan Ichsanuddin Noorsy dari UGM.

Setidaknya, terdapat dua kali keributan sistemik dalam pertemuan pansus kali ini. Keributan sistemik yang pertama terjadi pada rapat sesi pagi ini di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 21 Januari 2010.

Di sini, Hendri Saparini ekonom dari econit dan Chatib Basri memegang dua pendirian yang berbeda terkait proses bail-out atau penalangan dana Century. "Kebijakan bail-out sudah tepat," tegas Chatib Basri di dalam forum pansus.

Chatib berpendapat, dalam kasus bail-out ini, permasalahannya bukanlah sekedar soal Century. "Kebetulan saja obyeknya Century," kata Chatib.

Menurut dia, dalam kondisi saat itu, bank sekecil apapun yang kolaps harus diselamatkan agar tidak mengganggu sistem perbankan secara keseluruhan. "Bahwa kemudian bank itu ternyata bermasalah, ya silahkan berproses secara hukum," ujar Chatib.

Di sisi lain, Hendri Saparini mengemukakan pandangan yang berbeda. Menurut dia, masalah Bank Century sebagai satu bank berskala kecil, cenderung dibesar-besarkan sehingga gambarannya berubah menjadi masalah besar dalam sistem perbankan.

Lebih lanjut, Hendri merasa bahwa alasan penyelamatan Bank Century seperti yang dikemukakan dalam buku putih Depkeu, sangat tidak tepat. Dalam buku putih itu, kata Hendri, Bank Century dibandingkan dengan Northern Rock Bank di Inggris yang juga dianggap sebagai bank kecil yang kemudian diselamatkan oleh pemerintah Inggris.

"Padahal alasan ini salah, karena Northern Rock Bank adalah bank besar -- terbesar nomor 8 di Inggris. Northern Rock sama sekali bukan bank kecil," tandas Hendri. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa kondisi Bank Century sangat tidak bisa dibandingkan dengan Northern Rock Bank.

"Jangan cari justifikasi dengan membandingkan dengan Northern Rock. Kok seolah-olah cuma ada satu alternatif sebagai asumsi. Seperti zaman IMF saja," tukas Hendri. Terlebih, masalah yang dihadapi Century ialah terkait persoalan perampokan, bukan soal krisis. Jadi, simpul Hendri, Bank Century bukanlah representasi dari seluruh industri perbankan.



Usai meributkan tentang alasan sah atau tidaknya status sistemik pada Bank Century itu, pansus kembali dilanda keributan "sistemik" pada sesi rapat siang. Kali ini, sistemik yang dimaksud adalah keributan panjang antara anggota pansus asal Fraksi Demokrat, Benny K Harman, dan Wakil Ketua Pansus asal Fraksi PDIP, Gayus Lumbuun.

Keributan ini dipicu oleh sikap Benny yang mempertanyakan gelar dan kompetensi para ahli yang dipanggil oleh pansus. Sampai-sampai Ichsanuddin Noorsy menjanjikan akan membawa surat Rektor UGM yang mencantumkan pernyataan dan pengakuan atas statusnya sebagai ahli ekonomi.

Sikap Benny ini dirasa Gayus amat tidak pantas, karena pansus-lah yang dalam rapat pleno pansus telah membuat kesepakatan bersama untuk mengundang ketiga ahli itu. "Kami harus menghormati para ahli. Bila Anda tidak memerlukan keterangan mereka, tidak apa-apa. Biarkan yang lain yang meminta keterangan dari mereka," kata Gayus.

Namun Benny tidak menerima penjelasan Gayus, dan terus ngotot meragukan keahlian para pakar ekonomi itu. Gayus dan Benny pun terlibat adu mulut. Perdebatan itu sempat terhenti oleh interupsi dari Agun Gunandjar Sudarsa dan Eva Kusuma Sundari. Agun, anggota pansus dari Fraksi Golkar, menyatakan keberatan dengan cara Benny berbicara kepada para ahli. Sedangkan Eva, anggota pansus dari Fraksi PDIP, mendukung keberatan Agun, dan mengingatkan Benny untuk kembali ke substansi.



Merespons keberatan dari berbagai anggota pansus, Benny pun kembali melanjutkan pertanyaannya tanpa meributkan gelar maupun kompetensi para ahli. Namun baru beberapa detik ia berbicara, keributan muncul lagi.

Kali ini, Benny memanggil para ahli dengan sebutan "saksi ahli" -- cara penyebutan yang menurut Gayus salah, karena mereka adalah ahli, bukan saksi. Gayus sampai membacakan UU terkait untuk menjelaskan posisi para ahli yang diundang pansus, kepada Benny.

Tapi Benny kembali membantah Gayus, sampai Gayus meradang. "Saya larang Saudara menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan UU. Bila Anda melanggar, Saudara bisa keluar dari ruangan," tegas Gayus dengan suara keras. Benny dan Gayus pun kembali terlibat adu mulut. Uniknya, kali ini Ruhut Sitompul, anggota pansus asal Fraksi Demokrat yang biasa terlibat keributan, justru muncul sebagai penengah.

Ruhut meminta agar Gayus dan Benny berdamai. Rapat pun diskors lima menit untuk melakukan lobi kecil. Seluruh perwakilan fraksi yang ada di pansus, maju ke meja pimpinan untuk memecahkan keributan "sistemik" antara Gayus dan Benny tersebut. Ruhut tampil sebagai negosiator Demokrat. Akhirnya, masalah terpecahkan dan rapat kembali dilanjutkan. Namun Benny sudah tidak lagi ingin melontarkan pertanyaan kepada para ahli. "Saya tidak butuh jawaban Anda," tukasnya.

Thomas Cup dan Uber Cup Kobarkan Semangat Atlet Jelang Olimpiade 2024


ismoko.widjaya@vivanews.com

Bosan Pintu Cokelat? Coba 4 Warna Cerah Ini Biar Rumah Makin Aesthetic
Ramalan zodiak

Ramalan Zodiak Kamis 25 April 2024, Libra Lajang Bertemu Seseorang Istimewa

Ramalan zodiak Kamis, 25 April 2024. Aries ingin menjauh dari realitas sejenak. Bagi Libra yang lajang, mungkin ada kesempatan untuk bertemu seseorang yang istimewa.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024