Pertumbuhan ekonomi Kediri cuma 4,5 persen

SURABAYA POST - Kota Kediri bisa menjadi kota mati, khususnya bagi pertumbuhan dan perkembangan industri. Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri belum mampu menarik investor untuk membuat industri baru. Selama ini, Kediri hanya bergantung pada PT Gudang Garam TBk dan Pabrik Gula (PG).

Demikian dikatakan ahli ekonomi yang juga Ketua Asosiasi Microfinance Indonesia, Mohammad Noer Soetrisno, Selasa (16/2). Ditambahkan Sutrisno, Kota Kediri harus ada terobosan untuk membuat industri baru. Bisa industri kerakyatan yang mempekerjakan banyak orang.

“Kota Kediri saya nilai bukan kota industri. Meski ada tiga perusahaan besar, yakni PT Gudang Garam dan dua PG. Tapi tiga industri ini tidak mampu menopang ekonomi masyarakat,” kata Mohammad Noer Soetrisno.

Sebagaimana riset Asosiasi Micro Finance Indonesia, perusahaan daerah setidaknya menjadi penopang ekonomi masyarakat tidak lebih dari 80 orang. Tapi di Kediri bisa lebih dari seratus orang per satu industri pengolah. “Di daerah lain, satu unit pengolah hanya menopang 20-30 orang. Dengan semakin banyak orang, nilai ekonomi yang dihasilkan sangat sedikit,” terang Noer.

Selain itu, Noer menilai penyerapan sektor industri di Kediri sangat lemah. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Kediri tumbuh 4,5 persen sedangkan nasional 5,5 persen.

Kediri, jelas dia, selama ini telanjur menggantungkan diri pada industri besar, PT GG dan PG, yaitu Mrican dan Pesantren. Dua indusri ini bisa jadi malah mematikan gerak industri baru bahkan bisa mematikan industri kecil. “Jangan mengandalkan industri yang sudah besar dan mapan. Mereka justru bisa mengancam industri kecil yang hendak berkembang,” katanya.

Noer juga berharap pada walikota untuk membuat semacam perkumpulan yang anggotanya dari bidang perbankan dan beberapa pengusaha sebagai jaminan. Dari hasil perkumpulan itu, kepercayaan bank terhadap masyarakat untuk membuat usaha akan semakin tinggi. “Semakin besar kredit yang bisa dicairkan, usaha akan semakin tumbuh pesat,” ungkpanya.

Noer merekomendasikan, Pemkot Kediri harus menciptakan lebih banyak pengusaha dan harus memprioritaskan pembangunan yang dapat menciptakan pengusaha baru. Kediri tidak boleh bertumpu pada industri besar, sebab pertumbuhan industri ini tidak bisa diperluas, apalagi basisnya tidak mengarah ke dalam.

“Pemerintah daerah harus merangsang tumbuhnya industri baru seperti kerajinan, industri kreatif, industri makanan dan minuman serta industri jasa,” ujarnya.

Laporan: Arif Kurniawan

Terkuak 5 Kejadian yang Terjadi di Dunia Dikaitkan Ketakutan soal Kiamat
Dinsos Makassar razia dengan mengamankan manusia silver yang mengemis di Jalan Kota Makassar.

Gak Main-main, Manusia Silver di Makassar Bisa Raup Hingga Rp 8 Juta per Bulan

Dinsos Kota Makassar Sulawesi Selatan membeberkan temuannya terkait pengemis di Kota Daeng, salah satunya soal penghasilan manusia silver yang mencapai Rp8 juta per bulan

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024