Minyak Masih Kokoh di Level US$81/barel

VIVAnews - Harga minyak mentah di bursa New York awal pekan ini naik hingga mencetak rekor tertinggi dalam delapan pekan terakhir. Kenaikan harga dipicu oleh sejumlah laporan positif ekonomi Amerika Serikat (AS) dan bantuan atas krisis utang Yunani.

Menurut laman harian The Wall Street Journal, berdasarkan transaksi Senin sore waktu New York, harga minyak light sweet untuk kontrak April naik 37 sen (0,5 persen) menjadi US$81,87/barel. Ini merupakan rekor tertinggi sejak 11 Januari 2010, saat harga ditutup US$82,52/barel. Di bursa London, harga minyak Brent naik 61 sen (0,8 persen) menjadi US$80,50/barel.

Para investor minyak masih antusias atas laporan bulanan tingkat pengangguran yang sudah diumumkan pemerintah AS Jumat pekan lalu. Menurut data, laju tingkat pengangguran Februari lalu berhasil distop dan tetap pada 9,7 persen. 

Investor pun menyambut baik pernyataan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, Minggu kemarin bahwa sejumlah negara Uni Eropa tengah bersiap memberi paket bantuan kepada Yunani.
 
Menurut para pengamat, dalam beberapa pekan terakhir para investor lebih memperhatikan kabar-kabar situasi ekonomi ketimbang fokus kepada tingkat permintaan minyak yang masih mengecewakan.

Sejumlah kabar positif dari situasi ekonomi itu membuat "harga kontrak minyak di atas situasi pemulihan yang sebenarnya, dengan memperhatikan masih rendahnya tingkat permintaan mintak di AS," kata Tim Evans, pengamat dari Citi Futures Perspective seperti dikutip The Wall Street Journal

Sementara itu, para investor tidak akan disuguhi laporan terbaru mengenai data ekonomi AS dalam paruh pertama pekan ini, sehingga perhatian pasar kembali fokus pada laporan persediaan minyak di AS.

Menurut survei para pengamat oleh Dow Jones, persediaan minyak mentah di AS hingga pekan lalu kemungkinan naik 1,6 juta barel.

Kemnaker Menyatakan Kepada Pengusaha yang Telat Bayar THR akan Dikenai Denda 5 Persen
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia/Kemendag

Soal Utang Rafaksi Minyak Goreng ke Pengusaha, Kemendag: Mudah-mudahan Mei Selesai

Kementerian Perdagangan mengungkapkan, utang selisih harga atau "rafaksi" minyak goreng akan dibayarkan ke para pengusaha di sektor tersebut pada Mei 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024