Tak Semua Industri China Maju

VIVAnews - China yang dikenal maju industrinya ternyata mengalami kemunduran di beberapa sektor industri. Buktinya, sebanyak 40 persen dari industri penyamakan kulit, terutama kulit mentah, di Negara Tirai Bambu tersebut memilih gulung tikar.

Ketua Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia Senjaya menjelaskan, dukungan pemerintah China yang kurang optimal menjadi salah satu alasan.

"Selain itu, masalah peruntukan yang tidak sesuai, menyebabkan sebagian besar industri kulit di daerah penyangga seperti di Kuangtung tutup," kata Senjaya di Jakarta, Selasa, 23 Maret 2010.

Padahal, bahan baku kulit dari China sebagian besar digunakan oleh industri kulit di Indonesia. Tercatat, kebutuhan bahan baku kulit sapi mencapai 5 juta lembar dan kulit kambing/domba sebanyak 25 juta lembar per tahun.

"Sedangkan yang bisa disuplai dari dalam negeri hanya 2 juta lembar kulit sapi dan 5 juta lembar kulit kambing atau domba. Kami perlu dukungan bahan baku," ujarnya.

Sementara produksi kulit nasional hanya sebanyak 140 juta meter persegi per tahun. Sedangkan kebutuhan industri pengguna mencapai 250 juta meter persegi per tahun. Sisanya diimpor dari China dan negara lain.

"Untuk itu kami minta pemerintah mempermudah impor kulit dari seluruh negara, tidak hanya terbatas di negara-negara tertentu," kata dia.

Selama ini, pemerintah hanya memberi izin impor bahan baku dari negara-negara yang dianggap bebas dari penyakit kulit dan mulut (PMK) seperti China, Australia, Amerika Serikat, Malaysia, dan Thailand.

"Padahal di beberapa negara Afrika lain seperti Ethiopia atau Arab, juga mengekspor bahan baku kulit dengan harga murah," ujarnya.

Sebaliknya, kalangan industri meminta pemerintah melarang ekspor bahan baku kulit dan kulit setengah jadi. Ekspor bahan baku kulit dinilai masih cukup besar, yakni mencapai 30-40 persen.

hadi.suprapto@vivanews.com

Setelah 5 Tahun DAY6 Balik Lagi ke Jakarta Ikut Saranghaeyo Indonesia 2024
Ketua MUI Bidang Fatwa MUIĀ Asrorun Niam Sholeh.

MUI Harap Idul Fitri 1 Syawal 1445 H Jadi Momentum Rekonsiliasi Nasional

Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan bahwa Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1445 H tahun ini bisa jadi momentum kebersamaan umat muslim di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024