Kontrak Putus, SMART Tunjuk Badan Sertifikasi

VIVAnews - PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) menunjuk Control Union Certification dan BSI Group guna melakukan verifikasi atas laporan Greenpeace mengenai produksi minyak kelapa sawit.

Direktur Utama SMART Daud Dharsono mengatakan, penunjukan dua badan sertifikasi itu telah melibatkan PT Unilever Indonesia Tbk.

Sandra Dewi Ngaku Takut Tuhan, Suami Malah Korupsi Rp271 Triliun

"Unilever bertindak sebagai Rountable on Sustainable Palm Oil," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Kamis 1 April 2010.

Daud menambahkan, penunjukan dua badan sertifikasi itu guna memberikan kejelasan melalui verifikasi yang independen. "Proses verifikasi ini melampaui batas-batas yang dibutuhkan untuk sekadar memverifikasi klaim yang dikeluarkan Greenpeace," ujar dia.

Pada awal Februari, perseroan telah mengumumkan untuk memperkuat rangkaian proses kerja guna memastikan bahwa tidak mengembangkan lahan-lahan dengan kadar karbon dan nilai konservasi tinggi.

"Hal ini memberikan jaminan kepada para pemangku kepentingan bahwa kami terus berkomitmen untuk melestarikan hutan primer, lahan gambut serta keanekaragaman hayati," ujar Daud.

Sebelumnya, pembentukan tim independen ini buntut dari pemutusan kontrak pembelian minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) SMART oleh Unilever Indonesia pada Desember tahun lalu. Baru-baru ini, PT Nestle Indonesia juga memutus kontrak dengan SMART.

Unilever per 1 April 2010 tidak memperpanjang kontrak pembelian CPO dari SMART.

Keduanya menghentikan pembelian dengan alasan serupa. Laporan LSM lingkungan Greenpeace menuduh produsen CPO tersebut berbisnis dengan merusak lingkungan dan hutan.

Terakhir, Cargill pun mengancam akan mengakhiri pembelian minyak sawit dari SMART jika perusahaan milik Eka Tjipta Widjaja itu gagal membuktikan bahwa mereka tidak merusak lingkungan seperti yang ditudingkan Greenpeace

iVIVAnews - PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) menunjuk  Control Union Certification dan BSI Group guna melakukan verifikasi atas laporan Greenpeace mengenai produksi minyak kelapa sawit.

Direktur Utama SMART Daud Dharsono mengatakan, penunjukan dua badan sertifikasi itu telah melibatkan PT Unilever Indonesia Tbk.

"Unilever bertindak sebagai Rountable on Sustainable Palm Oil," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Kamis 1 April 2010.

Daud menambahkan, penunjukan dua badan sertifikasi itu guna memberikan kejelasan melalui verifikasi yang independen. "Proses verifikasi ini melampaui batas-batas yang dibutuhkan untuk sekadar memverifikasi klaim yang dikeluarkan Greenpeace," ujar dia.

Pada awal Februari, perseroan telah mengumumkan untuk memperkuat rangkaian proses kerja guna memastikan bahwa tidak mengembangkan lahan-lahan dengan kadar karbon dan nilai konservasi tinggi.

"Hal ini memberikan jaminan kepada para pemangku kepentingan bahwa kami terus berkomitmen untuk melestarikan hutan primer, lahan gambut serta keanekaragaman hayati," ujar Daud.

Sebelumnya, pembentukan tim independen ini buntut dari pemutusan kontrak pembelian minyak sawit mentah (CPO) SMART oleh Unilever Indonesia pada Desember tahun lalu. Baru-baru ini, PT Nestle Indonesia juga memutus kontrak dengan SMART.

Unilever per 1 April 2010 tidak memperpanjang kontrak pembelian CPO dari SMART.

Keduanya menghentikan pembelian dengan alasan serupa. Laporan LSM lingkungan Greenpeace menuduh produsen CPO tersebut berbisnis dengan merusak lingkungan dan hutan.

Terakhir, Cargill pun mengancam akan mengakhiri pembelian minyak sawit dari SMART jika perusahaan milik Eka Tjipta Widjaja itu gagal membuktikan bahwa mereka tidak merusak lingkungan seperti yang ditudingkan Greenpeace.

arinto.wibowo@vivanews.com

Kowani Kaji Uji Materi Aturan Pembagian Harta Bersama yang Merugikan Perempuan
Tol Tangerang-Merak (Foto Ilustrasi).

Ganjil Genap Tidak Diterapkan bagi Kendaraan ke Merak Saat Mudik, Polri Ganti dengan Sistem Ini

Untuk kendaraan berat sendiri sudah terjadi peningkatan arus lalu lintas sampai hari ini.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024