Kunci Dorong Lahirnya Perusahaan Kelas Dunia

Bank BCA
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Faktor kewirausahaan semata tak cukup untuk melahirkan perusahaan kelas dunia dari Indonesia. Fakta di beberapa negara lain menunjukkan, faktor yang tidak kalah penting adalah penghargaan dan dukungan pemerintah.
 
Demikian pendapat Farell Sutantio dari Said Business School Universitas Oxford dan Hensi Margaretta dari Universitas York, dalam diskusi Inovasi dan Pengembangan Bisnis, yang digelar sebuah lembaga kajian, Indonesia in Motion di Inggris beberapa hari lalu.
 
“Mengubah perusahaan besar menjadi perusahaan kelas dunia tidak bisa hanya mengandalkan faktor kewirausahaan. Dukungan pemerintah seperti menciptakan iklim dunia usaha yang kondusif dan stabilitas politik, memegang peran kunci,” papar Sutantio dalam siaran pers yang diterima VIVAnews, 29 April 2010.
 
Mahasiswa yang sedang menekuni bidang administrasi bisnis ini mengambil contoh Mercedes Benz, raksasa otomotif Jerman. Dukungan pemerintah terhadap industri otomotif di negara tersebut sangat besar.
 
“Di Jerman banyak sekali perusahaan-perusahaan kecil yang mampu menghasilkan barang-barang berkualitas tinggi, yang kemudian dipakai oleh Mercedes untuk membuat kendaraan yang bagus dan handal,” kata Sutantio.
 
Hal seperti ini sering tidak ditemukan di Indonesia. Melahirkan unit-unit usaha kecil yang bisa memasok produk bagus untuk kemudian dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar, tidak bisa dilakukan dalam satu atau dua dekade. Upaya pengembangan dan alih pengetahuan memerlukan waktu setidaknya satu generasi. “Harus diakui basis pengetahuan kita masih kalah dibandingkan beberapa negara lain,” kata Sutantio.
 
Senada dengan Sutantio, Hensi Margaretta mengatakan untuk melahirkan perusahaan kelas dunia setidaknya harus ada inovasi, prasarana dan dukungan pemerintah. Di Jepang,  banyak bisnis raksasa di sana dimulai dari bisnis kecil. “Namun karena riset dan inovasi mereka sangat hebat, maka industri berkembang dengan sangat pesat,” papar Margaretta.

Inovasi ini, lanjut Margaretta, memerlukan proteksi pemerintah. Di beberapa negara maju, pemerintah melakukan perlindungan terhadap perusahaan-perusahaan besar yang penting, terutama dalam pemenuhan hajat hidup bangsa.

Mahasiswi jurusan bisnis di Universitas York ini juga menyoal peralatan industri di Indonesia yang ketinggalan zaman.  Industri di negara-negara maju ditunjang oleh peralatan modern berbasiskan teknologi tinggi.

Di Indonesia kebanyakan peralatan sudah tua sehingga mengakibatkan produksi tidak bekerja maksimal. Akibatnya, hasil secara kuantitas dan kualitas tidak dapat bersaing di pasar global.

“Jangankan untuk menjadi perusahaan berkelas dunia, untuk mengembangkan perindustrian di Indonesia saja masih terseok-seok. Sudah saatnya bangkit dengan melakukan terobosan-terobosan dalam inovasi,” kata Margaretta.

Akui Umat Muslim Berkontribusi Besar Bagi Negara, PM Georgia Adakan Bukber
Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus di Natal 2023

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Pemerintah akan mengumumkan secara resmi rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024