- Corbis
VIVAnews - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) memperkirakan nilai penjualan industri makanan dan minuman selama 2010 lebih dari Rp 600 triliun.
Hal itu dilandasi dengan prospek pertumbuhan industri besar dan menengah yang meningkat rata-rata 10-15 persen. Sementara itu, usaha kecil dan menengah (UKM) tumbuh sekitar 3-5 persen.
"Industri akan menyebar ke daerah atau luar Pulau Jawa," kata Sekjen GAPMMI Franky Sibarani dalam materi presentasi terkait rencana penyelenggaraan pameran industri bahan ramuan pangan atau Food Ingredients Asia 2010 (FiA 2010) di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis 6 Mei 2010.
Menurut dia, potensi penjualan industri makanan dan minuman pada tahun ini juga dipengaruhi oleh perubahan dari produk primer ke olahan.
Sementara itu, dia melanjutkan, produk pangan impor akan berkurang, sehingga harga harus dijaga. Di sisi lain, syarat label, kemasan, mutu, halal, dan standar nasional Indonesia (SNI) akan semakin ketat.
"Untuk itu, food ingredients yang cost effective dan inovatif semakin diperlukan," ujarnya.
Menurut dia, komponen yang diperhitungkan untuk dapat menjalankan proses inovasi adalah adanya gagasan baru secara ketat.
Selain itu, dia menambahkan, adanya perhitungan matang yang terkait peluncuran beberapa gagasan baru ke konteks komersial. Hal itu termasuk risiko dan pengelolaannya.
"Ada juga rencana exit jika penerapan inovasi tidak memberikan hasil yang diharapkan," kata dia. (hs)
arinto.wibowo@vivanews.com