- Antara
VIVAnews - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita H Legowo mengaku tidak mengetahui rencana PT Pertamina menaikkan harga elpiji nonsubsidi. Hingga saat ini, dia belum menerima surat usulan kenaikan harga dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
Produk elpiji nonsubsidi terdiri atas LPG tabung ukuran 12 kilogram (kg), 50 kg, dan curah atau bulk.
“Saya belum terima (surat pemberitahuan),” kata Evita seperti dirilis laman Direktorat Jenderal Minyak dan Gas, Rabu 12 Mei 2010.
Menurut Evita, bisa jadi surat usulan itu masih berada di tangan Menteri Energi.
Pertamina mengusulkan penyesuaian harga elpiji nonsubsidi secara sekaligus tahun ini. Kenaikan harga guna mengantisipasi kerugian perusahaan dari bisnis elpiji nonsubsidi.
Menurut VP Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, Pertamina telah mengirimkan surat ke pemerintah terkait usulan tersebut, sebulan lalu. “Usulnya, harganya dinaikkan sekali saja. Sebab kalau naik Rp 100 per bulan seperti yang dulu, malah repot,” katanya Selasa 11 Mei 2010.
Upaya itu dilakukan untuk menghindari kerugian perusahaan dari bisnis elpiji nonsubsidi. Tahun lalu, kerugian Pertamina mencapai Rp 2,6 triliun dan diperkirakan meningkat seiring naiknya harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia mempengaruhi harga propane dan butane yang menjadi senyawa pembentuk elpiji. (art)