Menembak Karena Tak Mau Polisi Jadi Korban

Jenazah Terduga Teroris Cikampek Tiba di RS.Polri
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews -  Wakadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Zainuri Lubis mengatakan, polisi terpaksa menembak para terduga teroris dalam penangkapan di Cawang dan Cikampek karena tak mau ambil risiko.

"Kita tidak mau mengambil risiko, jadi kalau mereka ambil perlawanan, tindakan pun akan kami lakukan," kata Zainuri di Markas Besar Kepolisian, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis 13 Mei 2010.

Ketika ditanya seperti apakah persisnya perlawan yang dilakukan oleh kelompok yang di Cawang maupun Cikampek itu, sehingga harus polisi harus menembak mereka hingga tewas, Zainuri mengatakan bahwa mereka memberontak.

"Perlawanan persisnya, nggak mau ditangkap. Ya berontaklah. Apa lagi mereka punya senjata."

"Kita tidak mau ambil risiko dimana di Aceh Besar kita ada korban. Jadi ketika ada indikasi perlawanan, kita ambil tindakan, Dan berdasarkan hukum pun kita dibolehkan mengambil tindakan sampai penembakan," kata Zainuri.

Dalam dua penggerebekan terpisah di Cikampek dan Cawang, Rabu 12 Mei 2010, polisi membekuk enam orang terduga teroris, lima di antaranya tewas.

Saat ini lima jenazah masih berada di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Polri baru akan mengumumkan identitas lima terduga teroris yang tewas besok. (adi)

Harmoni Energi Sehat Menyuarakan Pesan Kesetaraan dalam Pelayanan Kesehatan
Gedung Kampus UNU Gorontalo. (Foto: UNU Gorontalo).

Rektor UNU Gorontalo Diduga Lecehkan 12 Mahasiswi, Dosen dan Staf di Kampus

"Untuk sejauh ini, sudah ada 12 orang yang telah melaporkan (Rektor UNU). Mereka masing-masing mahasiswi, staf hingga dosen. Pelaporan itu dilayangkan ke pihak LLDIKTI."

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024