“Bayangkan Kita Diculik Manusia Tahun 2030"

Presentasi tim Indonesia, Evergreen dalam ajang GEC
Sumber :

VIVAnews – Para peserta ajang adu kecerdasan dan inovasi wirausaha, Global Enterprise Challenge (GEC) 2010 telah membuat berbagi permainan untuk menjawab tantangan yang diajukan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA.

Blak-blakan, Ketum PSSI Erick Thohir Ungkap Pembicaraan dengan Emil Audero

Tantangan yang diajukan NASA adalah semua peserta harus membuat produk permainan yang bisa memproyeksikan tantangan dunia pada 2030.

Wakil dari Indonesia, Tim Evergreen, yang terdiri dari Arif Rahman, Desak Kt Tristiana Sukmadewi, Emri Aronggear, Genewin Brandon, Halbert Chong, dan Muhammad Galih Wicaksono, membuat produk permainan bernama ‘2030 Escapade’. Permainan itu berbentuk papan permainan yang bisa dimainkan bersama empat orang.  Produk itu dipresentasikan hari ini, Selasa 15 Juni 2010.

8 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap, Polisi Ungkap Ada yang Berperan Jadi Bendahara

“Ini game yang menyediakan dua pilihan. Dan, masing-masing pilihan mengandung konsekuensi berbeda,” kata Halbert Chong di usai presentasi di Pullman Bali Legian Nirwana Resort, yang akan beroperasi di 2010.

Para pemain akan diminta menghadapi permasalahan yang terjadi pada 2030, misalnya, soal kekurangan pangan, pembengkakan jumlah penduduk, krisis air, dan deforestasi.

Indosat Siap Bantu Pemerintah Ciptakan 1 Juta Talenta Digital

Cara permainannya? “Pemain seakan-akan diculik oleh manusia masa depan, manusia  tahun 2030. Masing-masing pemain diminta untuk menyelesaikan permasalahan di tahun tersebut,” jelas Halbert.

Seperti permainan monopoli, tiap pemain diwakili satu pion. “Tapi, bukan dadu yang menentukan langkah mereka, melainkan pilihan-pilihan mereka  yang jadi penentu,” kata Halbert.

Dalam permainan tersebut, pemain akan dihadapkan pada 10 ‘pos’ yang mewakili permasalahan, seperti kelaparan atau deforestasi.

Jika berhasil menyelesaikan suatu masalah, pemain akan mendapatkan keping. “Butuh 10 keping uang agar bisa kembali ke tahun asal pemain, 2010.”  Jika tidak berhasil, pemain akan ‘terjebak’ selamanya di tahun 2030 yang kondisinya diperkirakan lebih parah dari tahun 2010.

Halbert optimistis, permainan ini tidak akan membosankan meskipun dimainkan berkali-kali. “Ada banyak pilihan di sini. Dan pilihan-pilihan kita menentukan jalan ceritanya,” tambah dia.

Ditanya soal keyakinan, Halbert mengaku persaingan dalam kompetisi GEC sangat berat. “Meski demikian, kami telah melakukan hal terbaik,” kata dia.

Sebelumnya, dalam presentasi, Tim Evergreen yang mewakili Indonesia yakin permainan ini akan mendominasi pasar. Permainan ini dijual dengan harga lebih murah dibanding papan permainan biasa (US$ 20), US $ 15, dengan biaya produksi US$ 10.

Sebanyak 14 negara yakni, Australia, Jerman, Indonesia, Jepang, Korea, Selandia Baru, Norwegia, Filipina, Polandia, Skotlandia, Singapura, Afrika Selatan, Amerika Serikat, dan Wales berlaga dalam ajang GEC. Siapa pemenang Global Enterprise Challenge (GEC) 2010 akan diumumkan malam ini. (mt)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya